Data Buku
Judul : I am sarahza
Terbit : 2018
Tebal : 370 halaman
Penulis : Hanum Shalsabila dan Rangga Almahendra
Penerbit : Republika Penerbit
Terbit : 2018
Tebal : 370 halaman
Penulis : Hanum Shalsabila dan Rangga Almahendra
Penerbit : Republika Penerbit
Sinopsis Cerita
Manusia bilang di mana ada kehidupan , di situ ada harapan. Tapi bagiku , ruh yang telah dinasibkan di Lauhul Mahfuzh, selama manusia memelihara harapan, maka aku akan selalu hidup.
Dari Alam Rahim , aku menyaksikan bagaimana kedua orang tua ku jatuh bangun memperolehku. Melewati puluhan terapi, menghadapi ratusan jarum suntik, sayatan pisau operasi, berkali inseminasi, dan gagal bayi tabung, bahkan sampai menuai badai depresi.
Meski segala ilmu manusia akhirnya bertekuk lutut pada Pencipta Ilmu Segala Ilmu, kedua orang tua ku tak menyerah. Bahkan setelah ibu menjadi 'tak sempurna' karena upayanya.
Tahukah apa yang membuat pencipta bisa luluh pada hamba- Nya? Dengan segala usaha dan penyerahan diri sepenuhnya, takdirku kedunia dihantarkan oleh ribuan malaikat yang bersujud pada manusia manusia yang sabar dan berupaya.
Inilah kisahku. I am Sarahza
Ulasan
Setiap baca buku dari kak Hanum dan Rangga itu selalu bisa membuatku terinspirasi. Setiap tulisannya mampu memberikan berbagai semangat, harapan dan impian. Banyak belajar dari setiap langkah yang mereka lakukan. Dari beberapa buku yang sudah kubaca karya mereka itu selalu memberikan kesan tersendiri dan membuat pembaca seolah ikut andil berperan mengikuti perjalanan mereka. Ikut sedih, ikut bahagia, ikut berpetualang, dan lain sebagainya.
Di buku kali ini tidak lagi menceritakan petualangan mereka dibelahan dunia untuk berbagi perjalanan penuh haru dengan nuansa religi. Namun lebih spesifik tentang kisah mereka berdua dalam menantikan adanya seorang buah hati yang hadir diantara keduanya yang sudah dinantikan hingga 11 tahun, melewati berbagai upaya untuk memperoleh keturunan, berkorban waktu ,biaya, perasaan. Bahkan selalu menemui kegagalan disetiap langkahnya. Tak pernah menyerah , saling menguatkan , senantiasa berdo'a kepada yang maha kuasa. Yang paling membuat terharu adalah kesetiaan Rangga pada Hanum, meskipun sempat Hanum melepasnya untuk menikah lagi. Setiap wanita pasti merasa tidak sempurna karena belum bisa memberikan keturunan untuk pasangan , tapi disini Rangga berupaya meyakinkan Hanum untuk terus berikhtiar dan berdo'a bersama dan tak akan menduakan dirinya, benar benar sepasang kekasih yang patut dijadikan panutan. Tak memilih mendua padahal bisa, karena percaya tak akan ada cinta yang lainnya selain untuk yang ia cintai saat ini....
Saluuttt banget sama Rangga yang selalu sabar dan paling bisa membuat hanum tertawa.
Saluuttt banget sama Rangga yang selalu sabar dan paling bisa membuat hanum tertawa.
Di jamin deh kalau baca novel ini kamu bakalan terharu, baper sampai ngakak... Soalnya ada beberapa adegan pas Rangga mencoba menghibur Hanum ini dengan cara yang Out Of The Box..
Tokoh dan Penokohan
Di novel I am Sarahza kali ini digunakan sudut pandang dari Hanum, Rangga, dan Sarahza sendiri..
Hanum itu wanita yang bercita cita terjun didunia jurnalistik, tapi orang tua nya memaksa ia untuk kuliah di kedokteran gigi. Ia wanita yang cuek awalnya, mungkin karena upaya yang tengah dilakukan nya tidak sesuai dengan hatinya. Tapi Hanum disini merupakan wanita kuat dan tegar yang patut ditiru, ia tak pernah menyerah meskipun sering gagal.
Sedangkan Rangga disini sosok yang begitu setia dan romantis, ia mampu menghibur Hanum dengan lelucon yang kadang membuat Hanum jengkel. Lelaki yang menghormati perempuan dan menjadikannya Ratu dan tak ada lainnya lagi.
Sedangkan Sarahza merupakan sebuah ruh sebelum menjadi anak dari Hanum dan Rangga, ia begitu mengerti jerih payah kedua orang tuanya yang begitu banyak berkorban untuk mendapatkannya. Ia tak pernah menyerah memberikan kedua orang tua nya semangat meskipun itu mustahil terlihat, cahayanya di Lauhul Mahfuzh bahkan sering padang redup lantaran berkurangnya harapan dari kedua orang tuanya. Tapi ia tak pernah menyerah dan percaya bahwa kelak suatu saat nanti pasti Tuhan akan mengirimnya untuk melihat dunia lewat Hanum dan Rangga.
Belasan tahun menanti tentu bukanlah hal yang mudah bagi pasangan suami istri, namun di sini Hanum dan Rangga membuktikan bahwa kedua nya mampu melewati masa paling sulit itu dengan kebersamaan dan tentunya saling setia.
Pesan Moral
Pesan moral yang dapat dipetik dari buku ini diantaranya :
1. Sebagai hamba yang tak luput dari dosa semestinya kita harus selalu ingat pada Tuhan kita yaitu Allah SWT yang telah memberikan segala anugerahnya untuk kita.
2. Manusia itu makhluk yang paling sempurna dari ciptaannya yang lain ,sudah sepantasnya kita untuk bersyukur bukan malah kufur.
3. Sesempurnanya manusia pasti ada cacatnya, tidak pantas bila kita menghakimi yang Maha Kuasa atas kecacatan yang tidak seberapa itu di bandingkan segala kesempurnaan yang diberikan.
4. Sebagai seorang anak, sudah sepatutnya untuk kita menuruti keinginan orang tua jika itu merupakan kebaikan untuk diri kita karena tak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya ke tempat yang salah.
5. Keluarga adalah support system terbesar dalam hidup, jika kamu tidak mampu berjalan sendirian ingatlah ada keluarga yang senantiasa membantu dan memberikan dukungannya.
6. Sebagai pasangan sudah sepantasnya untuk saling menguatkan ,saling memberikan support baik itu saat sulit maupun saat bahagia.
7. Setia pada pasangan itu sulit memang tapi jika dari awal tujuan kita sudah benar dan ingin setia padanya apapun yang terjadi entah itu sesuai harapan atau tidak pasti bisa menjalaninya dengan kesetiaan.
8. Berkorban demi orang yang kita cintai itu lebih berharga nilainya dibandingkan mempertahankan ego yang justru hanya membawa kekosongan belaka.
9. Hidup itu sebab akibat, apa yang sudah kita lakukan pasti akan selalu memberikan hasil yang sesuai takarannya dengan perbuatan kita. Entah itu setara atau justru lebih besar ganjarannya.
10. Tuhan menguji hambanya bukan lantaran tak menyayanginya justru ingin membuktikan sudah seberapa jauh kita untuk tunduk padanya. Jadi setiap kita diuji itu lantaran Tuhan sebenarnya sayang pada kita, dan kita harus menjalani ujian itu dengan kesabaran dan ketegaran. Jika kita tidak mampu bukan berarti lantas kita menyerah, tapi tetap berusaha adalah jalan terbaiknya meskipun pada akhirnya hasil masih tak sesuai harapan. Toh pada akhirnya jika kita sudah benar benar berusaha semaksimal mungkin kita pasti akan diberikan jalan kemudahan oleh yang memberi ujian itu sendiri.
1. Sebagai hamba yang tak luput dari dosa semestinya kita harus selalu ingat pada Tuhan kita yaitu Allah SWT yang telah memberikan segala anugerahnya untuk kita.
2. Manusia itu makhluk yang paling sempurna dari ciptaannya yang lain ,sudah sepantasnya kita untuk bersyukur bukan malah kufur.
3. Sesempurnanya manusia pasti ada cacatnya, tidak pantas bila kita menghakimi yang Maha Kuasa atas kecacatan yang tidak seberapa itu di bandingkan segala kesempurnaan yang diberikan.
4. Sebagai seorang anak, sudah sepatutnya untuk kita menuruti keinginan orang tua jika itu merupakan kebaikan untuk diri kita karena tak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya ke tempat yang salah.
5. Keluarga adalah support system terbesar dalam hidup, jika kamu tidak mampu berjalan sendirian ingatlah ada keluarga yang senantiasa membantu dan memberikan dukungannya.
6. Sebagai pasangan sudah sepantasnya untuk saling menguatkan ,saling memberikan support baik itu saat sulit maupun saat bahagia.
7. Setia pada pasangan itu sulit memang tapi jika dari awal tujuan kita sudah benar dan ingin setia padanya apapun yang terjadi entah itu sesuai harapan atau tidak pasti bisa menjalaninya dengan kesetiaan.
8. Berkorban demi orang yang kita cintai itu lebih berharga nilainya dibandingkan mempertahankan ego yang justru hanya membawa kekosongan belaka.
9. Hidup itu sebab akibat, apa yang sudah kita lakukan pasti akan selalu memberikan hasil yang sesuai takarannya dengan perbuatan kita. Entah itu setara atau justru lebih besar ganjarannya.
10. Tuhan menguji hambanya bukan lantaran tak menyayanginya justru ingin membuktikan sudah seberapa jauh kita untuk tunduk padanya. Jadi setiap kita diuji itu lantaran Tuhan sebenarnya sayang pada kita, dan kita harus menjalani ujian itu dengan kesabaran dan ketegaran. Jika kita tidak mampu bukan berarti lantas kita menyerah, tapi tetap berusaha adalah jalan terbaiknya meskipun pada akhirnya hasil masih tak sesuai harapan. Toh pada akhirnya jika kita sudah benar benar berusaha semaksimal mungkin kita pasti akan diberikan jalan kemudahan oleh yang memberi ujian itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar