Data Buku
Judul : Islammu Adalah Maharku
Penulis : Ario Muhammad
Penerbit : Elek Media Komputindo
Tahun Terbit : 2015
Tebal : 243 Halaman
ISBN : 9786020267999
Penulis : Ario Muhammad
Penerbit : Elek Media Komputindo
Tahun Terbit : 2015
Tebal : 243 Halaman
ISBN : 9786020267999
Sinopsis
Sebuah kisah cinta antara 2 manusia yang berbeda keyakinan. Antara terus dipendam atau harus diungkapkan, karena perbedaan agama menjadikan langkah yang diambil serba salah. Keteguhan hati Syakila terhadap Allah SWT membuat Prof. Muda Chen galau dan bimbang hatinya. Kecintaan pada sang Rabb menjadikan Syakila tak gentar hati walaupun Profesor muda yang diam diam dicintainya berbeda keyakinan dengannya, ia tak patah semangat lantas galau akut seperti layaknya anak muda zaman sekarang yang dimabuk cinta justru hal itu semakin membawanya untuk dekat kepada Rabbnya. Profesor muda Chen pun demikian, ketika ia mulai menyadari adanya kebenaran didepannya tak lantas menjadikan semuanya serba instan, tapi lebih dulu mempelajarinya dari nol, ketika hatinya sudah mantap dan jiwanya mampu bergetar akhirnya keputusan mengambil langkah yang sudah diyakininya mampu membawanya menjadi hamba yang lebih baik dari sebelumnya pun diambilnya. Dengan berbagai kendala ini tak menjadikan keduanya lantas putus asa dalam hidup mereka, justru inilah cobaan yang harus dijalaninya dan bukan malah lari.
Sudut Pandang
Di novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama. Yaitu tokoh utama seolah bercerita kepada pembaca tentang apa yang terjadi atas dirinya dan yang dirasakannya. Sudut pandangnya diambil dari kedua tokoh utamanya, yaitu dari Prof. Chen dan Syakila.
Tokoh dan Penokohan
Di novel Islammu adalah Maharku sebenarnya ada banyak tokoh, tapi mungkin hanya akan saya jelaskan beberapa saja karena paling kuat tokoh hanya di tokoh utamanya, sedangkan tokoh yang lain hanya sebagai pengantar. Juga karakter dari mereka memang mendukung tokoh utama.
1. Syakila: Seorang mahasiswa S2 di NTUST, sebelumnya ia menjabat sebagai dosen di ITS, semangat belajarnya tinggi. Seirang wanita yang sangat menjaga kehormatannya.
2. Prof. Chen : Seorang Profesor muda yang cerdas, awalnya ia adalah seorang agnotis yang tidak percaya adanya Tuhan, namun akhirnya ia menjadi mualaf. Pria muda yang penuh pesona dan didambakan semua wanita.
3. Bambang dan Istrinya : Ayah dan Ibu Syakila, seorang yang berpendidikan tinggi dan menjunjung norma kesopanan dalam lingkungan.
4. Ibu Prof. Chen : Seorang ibu yang mendukung anaknya meskipun langkah yang diambil anaknya merupakan sesuatu yang berbeda darinya.
5. Ru Yi : Mantan kekasih Prof. Chen, ia adalah seorang wanita yang tidak ingin menikah namun ingin hidup selayaknya suami istri dengan kekasihnya, ia juga wanita yang bisa dibilang tak punya keinginan untuk memiliki anak.
2. Prof. Chen : Seorang Profesor muda yang cerdas, awalnya ia adalah seorang agnotis yang tidak percaya adanya Tuhan, namun akhirnya ia menjadi mualaf. Pria muda yang penuh pesona dan didambakan semua wanita.
3. Bambang dan Istrinya : Ayah dan Ibu Syakila, seorang yang berpendidikan tinggi dan menjunjung norma kesopanan dalam lingkungan.
4. Ibu Prof. Chen : Seorang ibu yang mendukung anaknya meskipun langkah yang diambil anaknya merupakan sesuatu yang berbeda darinya.
5. Ru Yi : Mantan kekasih Prof. Chen, ia adalah seorang wanita yang tidak ingin menikah namun ingin hidup selayaknya suami istri dengan kekasihnya, ia juga wanita yang bisa dibilang tak punya keinginan untuk memiliki anak.
Ulasan
Novel ini keren banget dibaca anak muda jaman sekarang, karena banyak memberikan motivasi untuk terus belajar hingga ke negeri seberang, tentunya dengan berbagai perjuangan yang ekstra untuk mewujudkannya. Selain itu, ada banyak pengajaran tentang agama islam, bahwasanya islam itu agama yang sederhana namun membawa kedamaian, islam itu agama yang rasional, islam mengajarkan cinta dan kehidupan yang mulia, bukan memburu harta dan materi.
Di novel ini juga mengingatkan betapa beruntungnya kita yang terlahir sudah dalam keadaan menjadi muslim dan dibesarkan dengan pendidikan islam, dibandingkan mereka yang terlahir dari keluarga yang bahkan tidak mempercayai adanya Tuhan. Harusnya kita sangat bersyukur atas nikmat itu.
Di bagian pertama novel ini menjelaskan betapa perjuangan Syakila dalam mendapatkan beasiswa masternya sangat patut dijadikan contoh, Syakila sudah berusaha semaksimal mungkin semampunya, ia juga tak pernah absen untuk selalu berdo'a kepada Allah SWT agar mendapatkan yang terbaik sesuai apa yang dicita cita kannya. Saat gagal pun ia tak berputus asa dan berprasangka buruk kepada Allah SWT, ia tetap tegar menerima yang terjadi atas dirinya dan ia pun berusaha untuk mengambil hikmah dari semua yang sudah terjadi.
Kekurangan dan Kelebihan
Sebuah karya sastra tak lepas dari kekurangan serta kelebihan, adanya kekurangan tak menjadikan sebuah karya sastra menjadi jelek justru menjadikan sebuah sastra agar lebih baik dengan adanya sebuah kritikan, begitu pula dengan kelebihan yang ada tidak menjadi acuan bahwa karya sastra tersebut dianggap paling baik. Di novel ini saya banyak mendapatkan kekurangan, antara lain berupa bahasa yang dipakai penulis saat menuliskan dialognya, entah ini merupakan kekurangan menurut pribadi saya atau turut dirasakan pembaca yang lainnya, yaitu disetiap dialog yang digunakan bukan kah ada perbedaan bahasa, alangkah baiknya jika ditulis menggunakan bahasa yang sebenarnya, lalu dibagian kaki novel diberikan penjelasan, karena saya menemukan kejanggalan ketika Prof. Chen berada di Indonesia dan berbincang dengan keluarga besar Syakila, apakah Prof. Chen menggunakan bahasa Inggris atau ia bisa berbahasa Indonesia, hal ini membingungkan bagi saya. Lalu ada kesalahan dalam penulisan tahun, mungkin ini hanya salah ketik saja yaitu dihalaman 213, dimana tertulis tahun 2013 ketika Prof. Chen ingin menikahi Syakila setelah kelulusannya, dan tertulis tahun 2014 ketika Prof. Chen hendak mengajak liburan diawal musim semi, padahal sebelumnya Syakila akan sidang pada 2014, saya pikir ini hanyalah kesalahan dalam mengetik. Sedangkan kelebihan nya banyak menjelaskan tentang agama islam, saya suka karena ada yang disertai alasan logis ketika menjabarkan pemahaman tentang agama islam, ini bisa juga jadi pembelajaran.
Pesan Moral
Beberapa pesan moral dari novel ini antara lain :
1. Jangan jadikan pindahnya keyakinanmu karena seseorang yang kamu cinta, sayang atau kagumi. Tapi harus murni berdasarkan kemantapan hati dan ketenangan jiwa, karena ini lebih baik untuk kedepannya.
2. Mencintai seseorang itu hal wajar, karena rasa cinta memang fitrah dari Allah SWT. Tapi janganlah mencintai karena nafsu yang hanya memandang fisik, rupa dan jabatan. Tapi mencintai lah karena Allah SWT, niscaya itu cinta yang murni dan abadi.
3. Sebagai seorang wanita sudah sepantasnya menutup aurat dan menjaga pandangan, dengan menutup aurat bukanlah merupakan suatu perbuatan yang mengekang ataupun menghalangi aktivitas kita diluar namun justru menjaga diri kita dari kejahatan yang tidak diinginkan.
4. Terus tuntutlah ilmu selama nafasmu masih ada, karena dengan ilmu kamu bisa menaklukan dunia, namun jangan sampai ilmu yang kamu peroleh justru menyesatkanmu. Maka dari itu niat menjadi faktor utama ilmu yang kamu cari bisa menjadi berfaedah atau justru bermudharat untuk hidupmu. Carilah ilmu karena Allah SWT.
1. Jangan jadikan pindahnya keyakinanmu karena seseorang yang kamu cinta, sayang atau kagumi. Tapi harus murni berdasarkan kemantapan hati dan ketenangan jiwa, karena ini lebih baik untuk kedepannya.
2. Mencintai seseorang itu hal wajar, karena rasa cinta memang fitrah dari Allah SWT. Tapi janganlah mencintai karena nafsu yang hanya memandang fisik, rupa dan jabatan. Tapi mencintai lah karena Allah SWT, niscaya itu cinta yang murni dan abadi.
3. Sebagai seorang wanita sudah sepantasnya menutup aurat dan menjaga pandangan, dengan menutup aurat bukanlah merupakan suatu perbuatan yang mengekang ataupun menghalangi aktivitas kita diluar namun justru menjaga diri kita dari kejahatan yang tidak diinginkan.
4. Terus tuntutlah ilmu selama nafasmu masih ada, karena dengan ilmu kamu bisa menaklukan dunia, namun jangan sampai ilmu yang kamu peroleh justru menyesatkanmu. Maka dari itu niat menjadi faktor utama ilmu yang kamu cari bisa menjadi berfaedah atau justru bermudharat untuk hidupmu. Carilah ilmu karena Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar