Industri garment adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan pakaian jadi. Produk yang dihasilkan dari garment ini bisa baju atasan pria maupun wanita, celana, rok, dres, pakaian anak anak, jaket, bahkan ada juga pakaian dalam. Tak bisa dipungkiri industri garment ini merupakan salah satu penggerak laju ekonomi masyarakat, dengan adanya pabrik yang tersebar bisa mengurangi tingkat penggangguran, yang otomatis bisa meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
Gambar 1. Suasana pabrik saat pagi hari
Gambar 2. Suasana pabrik saat istirahat
Kali ini saya akan berbagi pengalaman saat menjadi operator produksi disebuah pabrik garment yang berada di Kabupaten Semarang. Sekedar informasi, bila ada kata yang menyinggung atau tidak berkenan, saya minta maaf karena ini murni berdasarkan pengalaman pribadi saya selama bekerja di pabrik dan tidak bermaksud untuk menjatuhkan pihak manapun.
Awalnya dengan bermodalkan tekad dan restu orang tua, saya berangkat ke kota di Ibukota Provinsi, saya tidak pernah punya mimpi atau terbersit keinginan untuk bisa kerja disebuah pabrik garment. Berbekal pengalaman menjahit saat kegiatan ekstrakulikuler waktu MTs (Madrasah Tsanawiyah) /SMP, saya berani ambil resiko jauh dari orangtua dan jadi anak perantauan. Tujuan awal saya adalah dengan bekerja semoga saya mampu menabung untuk tetap melanjutkan pendidikan tinggi, gagal masuk SNMPTN dan SBMPTN adalah kunci bulatnya tekad saya untuk bekerja. Saya tak ingin terus menyusahkan orangtua, walaupun pada dasarnya mereka tidak merasa demikian. Saya juga ingin menjadi pribadi yang mandiri, pribadi yang punya banyak pengalaman, banyak teman serta berpikiran terbuka.
Kumulai pengalaman pertama ini dengan ikut seorang kakak kelas yang sekaligus tetangga yang sudah lebih dulu kerja di pabrik. Dengan sedikit pengalaman menjahit, kuberanikan untuk mengajukan diri menjadi operator produksi. Diterima. Inilah yang jadi awal perjuanganku jadi anak rantau. Awalnya aku hanya jahit lurus, istilahnya jahit sebuah upnat di badan depan sebuah baju atasan wanita. Kemudian lakar daun kerah, stik pundak, sharing (jahit kerut) badan belakang, corong lengan, dan corong leher. Disini saya banyak belajar bagaimana sebuah kekompakan sangat dibutuhkan untuk bekerja dalam sebuah tim. Di garment ini sistem kerjanya dengan menggunakan line. Dimana sebuah line ini bisa diisi sekitar 25 orang operator produksi ditambah beberapa orang helper -bisa yang gambar pola, gosok pola, rimbas/ potong kain berdasarkan pola, gabung badan depan atau belakang, dan gabung badan dengan lengan baju. Intinya tugas seorang helper itu bantu operator agar pekerjaan operator jadi lebih mudah- yang setiap orangnya memegang hanya satu proses pembuatan komponen pakaian, misalnya yang bagian lakar daun kerah maka ia hanya menjahit bagian itu saja terus sampai jumlah yang ditentukan berapa output produksinya. Proses ini memerlukan kekompakan dari setiap anggota line agar setiap komponen ini nantinya bisa disatukan menjadi sebuah pakaian jadi yang sesuai dengan kebutuhan pabrik.
Gambar 3. Proses jahit upnat
Suka duka sudah banyak saya alami, mulai dari galaknya supervisor, molornya jam kerja, lembur sampai tengah malam, tapi dibalik itu ada teman teman seperjuangan yang selalu menyemangati yang membuat saya bisa tetap bertahan. Supervisor galak ?, hmm..., jangan ditanya memang kadang ini yang buat saya selalu was was, bukan galak tanpa alasan sih, memang supervisorlah yang mengajari setiap proses dalam menjahit nya, butuh kesabaran dalam hal ini, terkadang adanya gagal fokus antara yang diajari dan yang mengajari ini yang jadi penyebab supervisor jadi marah bahkan bisa dibilang murka ( karena matanya bisa sambil melotot )hehe.... Bisa juga memang dari operator produksi nya sendiri yang kadang masih cengengesan saat bekerja, nah ini wajar kalau ditindak ,tapi ya jangan sambil matanya melotot juga lah. Kadang juga supervisor itu marah pada orang yang tidak seharusnya gitu, yang salah siapa yang kena marahnya siapa, ini yang bikin deg deg-an. Oleh sebab itu kekompakan sesama anggota line harus ditingkatkan supaya supervisor yang kerjanya itu sebagai pengawas tidak perlu marah sampai matanya itu melotot, biar bisa tenang juga kerjanya, kan niat kita kerja sama, yaitu demi sesuap nasi...hehehe.
Di garment itu jam molor sudah jadi rahasia umum, bisa satu jam, satu setengah jam bahkan ada yang sampai dua jam atau malah lebih. Apakah hal yang wajar ?, wajar sih, penyebabnya rata rata karena waktu ekspor sudah mepet sedangkan target produksi belum tercapai, operator rugi tenaga, pabrik rugi listrik...ya seimbang sih tapi siapa yang merasa paling dirugikan ? Manusianya ?, capek dan lelah pasti keluhannya...apalagi kalau molornya itu diatas jam 7 malam, sudahlah..., kami ini manusia bukan robot yang bisa terus bekerja lebih dari 12 jam, kami juga butuh istirahat, toh besok kan bekerja lagi. Atau mungkin yang pernah mengalami Pekse, yaitu kerjanya sampai pagi, ingat lho berangkat pagi pulang pagi tanpa tidur, bayangin tubuh nya trus mau seperti apa kalau dibiarkan seperti itu terus. Tapi ya, tidak selamanya kerja di garment seperti itu, palingan terjadi dibulan bulan saat ekspor sedang banyak banyaknya dan jaraknya yang bisa satu minggu satu kali bahkan dua kali. Tapi tenang saja, saat tidak banyak ekspor dan perusahaan tidak banyak kasih lembur justru kadang dikasih jam pulang on time kok, malahan pernah jam kerjanya dipotong tapi tanpa potong gaji.
Jadi Operator produksi juga kadang bikin jengkel kalau dapat proses yang susah dan selalu di kasih permakan dari QC (quality control). Saya pernah lho nangis karena dapat proses yang bisa dibilang agak susah, waktu itu saya dapat proses coreng neck (leher). Bagian lehernya itu ada variasinya gitu, jadi kalau dicorong membuat corongannya itu jadi tebel, belum lagi nanti pasti corongannya jadi jebol, kalau sudah gitu pasti ujung ujungnya selalu dapat permakan dari QC, belum lagi kalau permakan banyak pasti supervisor jadi marah karena saya dianggap tidak becus kerjanya. Tapi intinya harus tetap sabar akan proses itu dan terus belajar karena kalau sudah terbiasa pasti semuanya jadi lebih mudah. Saya aja kadang merasa iri dengan seorang helper yang kerjanya mungkin hanya gambar pola atau gosok pakai setrika uap, karena saya merasa pekerjaanya terlalu mudah tapi digaji sama dengan operator produksi yang bahkan pekerjaannya bisa sambil dipelototin supervisor hehhe... Tapi saya rasa setiap orang pasti punya tanggung jawab sendiri atas pekerjaannya, tergantung dari bagaimana cara ia bekerja dan adaptasi atas proses yang diperolehnya.
Nah ada cerita lucu nih, di pabrik itu pasti kan ada yang merasa tidak betah entah itu karena supervisor galak, tidak bisa menyesuaikan diri atau bahkan faktor yang lainnya, mereka lalu memutuskan untuk keluar tanpa bilang lebih dulu atau bisa dibilang kabur, akan tetapi mereka yang kabur itu biasanya bakalan kembali masuk kerja lagi setelah beberapa bulan gitu. Kan jadinya aneh, kayak mereka itu tidak punya malu gitu lho. Bahkan salah satu supervisor ada yang bilang ke salah seorang karyawan yang masuk lagi setelah kabur "duitmu wes ntek po piye kok balek rene neh, wes kesel seng turon nak omah, po nglamar nak gon liyo ra penak tho kerjane tetep penak nak kene " ( uangmu sudah habis ya, kok kembali lagi kesini, sudah lelah yang tidur di rumah, atau melamar ditempat lain tidak nyaman kerjanya, tetap lebih enak kerja disini kan ). Dibilang malu pasti dong, lagian sudah berani kabur kok berani balik kerja lagi itu lho. Memang di taruh mana itu mukanya. Tapi banyak lho kejadian seperti ini dan bisa dibilang hal yang wajar. Kan awal masuk kerja kita baik baik terus diterima juga dengan baik, tapi kalau keluar dengan tanpa alasan dan langsung kabur itu kan bisa dibilang tidak sopan. Ada baiknya kalau ingin keluar, membuat surat pengunduran diri disertai dengan alasan yang masuk akal, itu kan malah lebih baik, dengan mengajukan surat tadi, toh pada akhirnya kita akan mendapatkan gaji utuh, sedangkan kalau main asal kabur gajinya kan pasti ada yang masih jadi gantungan di perusahaan. Sayang banget kan kalau uangnya tidak diambil semua. Biasanya mereka banyak yang kabur itu setelah menerima gaji.
Jadi anak rantau mengajarkan saya banyak hal, rindu hangatnya bercanda dengan keluarga, nikmatnya makan bersama, diberi petuah kedua orangtua, piknik bareng keluarga besar, jahilin adik, ngajarin adik buat PR, bantu ibu masak, bersih bersih rumah, semuanya kumpul jadi satu menjadikan sebuah rindu yang terpendam. Tapi saya sadar dengan adanya rasa ini justru membuat saya untuk selalu mendoakan keluarga agar selalu diberikan kesehatan dan kemudahan oleh Allah SWT. Juga membuka pemikiran saya yang awalnya hanya sebatas dikampung menjadi lebih luas di kota ini. Betapa saya dulu sangat berpikiran sempit sekali bila ingat yang sudah saya lakukan. Saya punya tekad bahwa saya tidak akan berhenti berusaha sebelum saya bisa menggapai mimpi saya, walaupun pada akhirnya mungkin akan gagal, tapi saya tidak akan putus asa karena saya yakin dan percaya Allah SWT pasti akan memberikan jalan yang terbaik untuk hambanya yang tak pernah berhenti berdo'a dan berusaha. Ingatlah bahwa kesuksesan itu bukan ketika kita jadi orang yang banyak uang atau kaya, tapi kesuksesan itu adalah jika kita bisa bermanfaat untuk orang lain..
hai kak haha aku iseng searching ttg garmen eh nemu cerita ini, memang relate sih ceritanya soalnya lgi ngalamin juga, semangat 🤣
BalasHapusSemangat pokok nya
HapusMantab mba
BalasHapusTermotivasi 😇
BalasHapusIni saya ada loker dibagian sewing, didalam loker itu gk disebutin harus punya pengalaman, intinya dokumen" yang dibawa lengkap. Nah apakah nanti bakal di test pengalaman jahitnya atau diajari bener" dari 0 kak?
BalasHapusKalau saya dulu diajari dari 0 sih
HapusThanks for sharing this story. Jadi tau dari sisi operator produksi tu gmn rasanya kalau ada supervisor galak dan suka marah2 gitu. Soalnya sy yang lihat aja kadang ikut sakit hati kalau kata2nya terlalu kasar.
BalasHapusHmmm kayaknya saya tau tempat yg dimaksud wkwkw
BalasHapusWah jangan jangan kita pernah sepabrik atau se line mungkin ?
HapusIni valid bgt sih soalnya aku juga kerja di garment sebenarnya aku tidak betah tapi tak betah-betahno mergo golek gawean angel. Pancen supervisor e galak-galak og.
BalasHapusSemangat pokok e
HapusIni si can relate bgt:) bnr tau supervisor galak² bgt klo digarment, aku suka liat tmn² line sebelah diomelin sampe di teriakin, kadang kalo kerjanya neter meja di tak tok tak tok pake obeng..aku kadang sampe kaget kalo lagi jait.
BalasHapus#salam dari garment daehan global brebes
Yg sabar Mba,alhamdulillah dpt kerjaan drpd yg sdh kemana2 masukin lamaran ngga diterima,kalau sy dulu pernah coba ikut masukin lamaran digarmen padahal kaga bisa jahit pas dites bingung ini mesin apaanl,angsung disuruh pulang☺
BalasHapusOperator produksi sama operator sewing/jahit itu sama ya, kak?
BalasHapusSama aja kak
HapusLagi cari pabrik yg simtiin jahitan
BalasHapusMau nyuplayer
Kak ada kontak nomer yg bisa di hubungi , mau tanya2
BalasHapus